Copy Paste Zone
Because Life is Copy Paste

Ads Here

Kampung Akherat

Seorang Raja mengumumkan sayembara:"Barangsiapa yang sanggup berendam
di kolam kerajaan sepanjang malam akan dihadiahi pundi-pundi emas."
Sayembara ini sepintas terlihat mudah, namun berendam di kolam pada
saat musim dingin tentu bukan perkara mudah. Walhasil, tak ada yang
berani mencobanya.

Seorang miksin dari pelosok pedesaan, karena tak tahan dengan tangisan
kelaparan anaknya, memberanikan diri mengikuti sayembara itu.
Pundi-pundi emas membayang di pelupuk matanya. Bayangan itulah yang
mendorong dia akhirnya berangkat ke istana. Raja mempersilahkan dia
masuk ke kolam istana. Sekejap saja orang miskin ini masuk ke dalamnya,
ia langsung menggigil kedinginan. Giginya saling beradu, mukanya
mendadak pucat dan tubuhnya perlahan meringkuk.

Tiba-tiba ia melihat nyala api dari salah satu ruang istana. Segera
saja ia bayangkan dirinya berada dekat perapian itu; ia bayangkan
betapa nikmatnya duduk di ruangan itu. Mendadak rasa dingin di
tubuhnya, menjadi hilang. Kekuatan imajinasi membuatnya mampu bertahan.
Perlahan bayang-bayang pundi emas kembali melintas. Harapannya kembali
tumbuh.

Keesokan harinya, Raja dengan takjub mendapati si miskin masih berada
di kolam istana. Si miskin telah memenangkan sayembara itu. Raja
penasaran dan bertanya "rahasia" kekuatan si miskin. Dengan mantap si
miskin bercerita bahwa ia mampu bertahan karena membayangkan nikmatnya
berada di dekat perapian yang ia lihat di sebuah ruangan istana.

Lama sudah waktu berjalan sejak saya baca kisah di atas sewaktu masih
di Sekolah Dasar. Namun baru belakangan saya menyadari kiasan dari
cerita itu. Imajinasi dan harapan akan kehidupan yang lebih baik telah
menjadi semacam stimulus untuk kita bisa bertahan.

Ketika krisis ekonomi menghadang negara kita, sekelompok orang menjadi
panik tak karuan. Apa saja dilakukan mereka untuk mempertahankan
kenikmatan hidup. Mulai dari menjadi spekulan mata uang, menimbun
barang, menjilat penguasa dan meniupkan isu kemana-mana. Norma agama
telah dilanggar untuk kepentingan duniawi belaka. Akan tetapi,
segelintir orang tetap tenang karena sudah lama badan mereka di "bumi"
namun jiwa mereka di "langit".

Kelompok terakhir ini membayangkan bagaimana nikmatnya hidup di
"kampung akherat" nanti, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah.
"Pundi-pundi kasih sayang ilahi" membayang dipelupuk mata mereka.

Bagaikan si miskin yang tubuhnya berada di dasar kolam, namun jiwanya
berada di dekat perapian; bayangan "kampung akherat" membuat mereka
tenang dan tidak mau melanggar norma agama. Bagaikan kisah si miskin di
atas, boleh jadi Raja akan takjub mendapati mereka yang bisa bertahan
di tengah krisis ini, tanpa harus menjilat kepada istana (apalagi bila
jilatan itu dibumbui sejumput ayat dan hadis)

Ada seorang muslim yang tengah berpuasa, rekan bulenya yang tinggal
satu flat berulang kali mengetok pintu kamar hanya untuk memastikan
apakah si muslim masih hidup atau tidak. Orang bule itu tak habis pikir
bagaimana si muslim bisa bertahan hidup dan tetap beraktifitas tanpa
makan-minum selama lebih dari 12 jam. Rindu "kampung akherat" menjadi
jawabannya.

Sama dengan herannya seorang rekan mendapati seorang muslimah di tengah
musim panas (summer) tetap beraktifitas sambil memakai jilbab. Ketika
ada yang bertanya, "apa tidak kepanasan?" Muslimah tersebut menjawab
sambil tersenyum, "lebih panas mana dengan api neraka?"

Kenikmatan "kampung akherat" rupanya jauh lebih menarik buat seorang
muslim/muslimah.

Copy Paste Community





Raja Klik Blogger

GetStudy





hir

Keep-My-Mind



EXE_LINCA

SSSTOCK

TutorialBlogging

Tips for Family

vicky

http://arya-muhamad.blogspot.com

Mo tukeran link...silahkan aja beroo. Tapi jangan lupa kasih kabar di shoutmix-nya yaa

Cuap-Cuap

My Banner

Love me, then i will love you back
My Logo Blog


My Widget

My Speedy